Dosen Politeknik Negeri Semarang, Hutama Arif Bramantyo, Ikut Serta dalam Pelatihan di Coventry University

Dalam rangka memperkuat ekosistem pendidikan vokasi di Indonesia dan menjawab tantangan zaman, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mengambil langkah strategis. Salah satu upaya signifikan adalah melalui program pelatihan profesional bagi dosen vokasi, yang menjadi pilar penting dalam pendidikan tinggi vokasi.

Program pelatihan ini mengumpulkan 12 dosen vokasi terpilih dari berbagai politeknik di Indonesia, termasuk Hutama Arif Bramantyo dari Politeknik Negeri Semarang (POLINES). Program yang berjudul “Mastering Decision Dynamics” ini berlangsung dari 16 Oktober hingga 3 November 2023, diselenggarakan oleh Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi (KLSD PTV), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, di Coventry University, Inggris.

Program ini merupakan bagian dari skema pelatihan Program Non-Degree Peningkatan Kompetensi Dosen (Program-NDKPD), yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para dosen vokasi dalam membangun keunggulan kompetitif di lingkungan pendidikan tinggi vokasi yang dinamis.

Pelatihan “Mastering Decision Dynamics in Engineering Business Management” tidak hanya mendapatkan dukungan dari Muhamad Fajar Subkhan, Pelaksana Tugas Direktur KLSD PTV, tetapi juga melibatkan Professor Benny Tjahjono, pakar di bidang Sustainability and Supply Chain Management dari Coventry University. Benny bersama timnya yang tergabung dalam Research Centre for Business in Society, telah menyiapkan materi pelatihan yang unik dan inovatif.

Selama program, para dosen mempelajari berbagai topik penting, termasuk kerangka kerja pengambilan keputusan, analisis data, manajemen keuangan, model simulasi, serta evaluasi dan pengelolaan risiko. Program ini juga menghadirkan kesempatan bagi peserta untuk mengunjungi perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Morgan Motors dan Google UK, serta belajar langsung dari praktisi industri, termasuk dari Malone Group, perusahaan terkemuka asal Inggris.

Menurut Benny, program ini memberikan pengetahuan untuk membantu para peserta pelatihan dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka, khususnya dalam pengambilan keputusan yang berhubungan erat dengan dunia kerja. Kombinasi dari perkuliahan, diskusi kelompok, dan studi kasus, serta wawasan tentang tren industri terkini, membantu dalam mengatasi kompleksitas dalam bidang teknik dan manajemen bisnis.

Menanggapi potensi kerjasama dengan PTV kedepannya, Benny menyampaikan kalau Coventry University dulunya juga politeknik, dan karena itu sangat faham kebutuhan politeknik di Indonesia. Coventry juga sudah menandatangani MoU dengan Direktorat Jenderal Vokasi, sehingga membuka berbagai peluang kerja sama dengan politeknik-politeknik di bawah naungan Direktorat Jenderal vokasi.

Hutama menyampaikan kegembiraan dan apresiasinya atas kesempatan langka ini. Menurutnya, pengalaman mengikuti pelatihan di Coventry University membuka wawasan yang lebih luas, tidak hanya dalam hal materi pelatihan tetapi juga dalam pengamatan praktik pendidikan yang inovatif.

Salah satu aspek penting yang mendapat perhatian khusus dari Hutama adalah konsep “Teaching Factory” atau “Learning Factory” yang diterapkan di Coventry University. Konsep ini, yang mengintegrasikan lingkungan belajar dengan kondisi nyata di industri, memberikan inspirasi dan insight berharga bagi Hutama untuk menerapkannya di Polines. Pengetahuan ini dianggap sangat relevan dengan pendekatan pendidikan vokasi yang sedang berkembang di Indonesia.

Selain itu, Hutama juga mengungkapkan kepuasannya dalam meningkatkan keterampilan komunikasi selama berada di lingkungan internasional. Interaksi dengan dosen-dosen dari berbagai Politeknik, negara, dan latar belakang yang beragam memberikan peluang emas untuk membangun jaringan profesional yang luas. Hal ini, menurutnya, sangat penting untuk pengembangan karier dan kolaborasi akademik di masa depan.

Pengalaman selama tiga minggu di Coventry, Inggris, juga memberikan kesempatan untuk Hutama merasakan dan memahami budaya yang berbeda. Menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya baru ini tidak hanya memperkaya wawasan pribadi, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya adaptasi dan fleksibilitas dalam dunia global yang terus berubah.

Keseluruhan pengalaman ini, menurut Hutama, tidak hanya memperkuat kemampuan akademis dan profesionalnya, tetapi juga memberikan perspektif baru yang akan sangat berharga dalam perannya sebagai pendidik di Polines.

Foto di depan Lanchester Library dan Frank Whittle Building Coventry University
Presentasi Hasil Tim Rancangan TeFa Politeknik bersama dosen – dosen peserta pelatihan dari berbagai Politeknik di Indonesia
Foto Saat Kunjungan Industri ke Google UK, London
Foto Suasana diskusi kelompok saat di kelas
Foto Bersama Prof. Benny Tjahjono
Gulir ke Atas