Tim Polines Bantu Kembangkan Serat Rami di Wonosobo

SEMARANG – Tanaman Rami (Boehmeria nivea) merupakan salah satu serat dengan potensi dapat menggantikan serat kapas sebagai bahan baku tekstil karena tanaman tersebut mempunyai sifat dan karakteristik serat kapas.

Penggunaan serat alam yang semakin meningkat dengan alasan keberlanjutan menjadikan permintaan akan komoditas serat rami semakin meningkat. Kebutuhan serat rami dunia diperkirakan mencapai 1 juta ton/tahun dimana Indonesia berpotensi untuk memenuhi 20% dari kebutuhan tersebut.

Serat rami dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan hiasan rumah sampai dengan penggunaan yang lebih high end seperti komposit material tahan peluru, tekstil, komposit kedap suara dan komposit material implant. Salah satu pelaku usaha yang mengembangkan serat rami adalah UKM Rabersa yang berasa di Desa Gandok di Kabupaten Wonosobo.

UKM Rabersa merupakan salah satu penghasil serat rami yang beroperasi dari hulu ke hilir dimulai dari penanaman sampai produksi serat setengah jadi yang dapat digunakan untuk produk selanjutnya. Produksi serat rami di UKM Rabersa dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat sebagai mitra (metode supply chain).

Tim pengabdian Politeknik Negeri Semarang (Polines) terdiri dari Farika Tono Putri ST MT (Dosen Jurusan Teknik Mesin, Ketua Tim) dengan anggota Ragil Tri Indrawati ST MT dan Rizkha Ajeng Rochmatika ST MT serta dibantu oleh 3 orang mahasiswa sebagai wujud penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melaksanakan pengabdian masyarakat di Wonosobo, khususnya pada UKM Rabersa. Pendampingan yang dilakukan berupa penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa mesin panen ramu dan penerapan manajemen supply chain melalui pendataan mumpuni berbasis IoT sebagai strategi untuk meningkatkan produktivitas.

Pengelolaan usaha rami yang dilakukan oleh Wibowo Ahmad selaku pemilik UKM Rabersa selama ini dijalankan secara konvensional. Pada bidang produksi yaitu ketidakmampuan mitra dalam meningkatkan produktivitas panen. Hal ini dikarenakan proses panen dilakukan menggunakan sistem konvensional tanpa bantuan TTG. Pada aspek manajemen supply chain yaitu pengelolaan usaha belum menerapkan sistem pendataan secara digital dan accessible. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan UKM Rabersa masih terbatas dengan sistem konvensional.

Pengabdian kepada masyarakat ini merupakan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun Anggaran 2023. Program Kegiatan dimulai Juni hingga Desember 2023 ini bertujuan untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra serta meningkatkan daya produksi UKM.

Capaian hasil kegiatan PKM meliputi
mesin panen rami dengan spesifikasi Mesin penggerak dengan menggunakan motor bensin 4 TAK, Putaran penggerak 2400 RPM, Transmisi menggunakan fleksibel Shaft dan pisau panen menggunakan tipe rotari 2 mata pisau.

Selain itu juga terciptanya sistem manajemen supply chain berbasis IoT melalui website yang dapat menghubungkan 555 mitra yang tersebar di 20 desa. Serta peningkatan pengetahuan mitra melalui pelatihan penggunaan teknologi mesin panen rami dan sistem manajemen supply chain. (Sgi)

Sumber : krjogja.com

Gulir ke Atas