Tim Polines Terapkan Teknologi IoT Deteksi Gas Berbahaya Bagi Peternak Ayam di Mijen Kota Semarang

Selama ini peternak mengelola kandang secara manual, mulai dari memberi pakan, minum, pengkondisian udara melalui exhaust fan, dan suhu kandang melalui penghangat. Salah satu permasalahan yang dihadapi peternakan ayam pedaging adalah tidak adanya indikator untuk mengetahui kualitas udara pada kandang ayam.

Sebelumnya peternak mengira-ngira keadaan udara dalam kandang berdasarkan perilaku ayam. Peternak perlu meluangkan waktu untuk mengecek kondisi udara dan exhaust fan dalam kandang ayam secara teratur. Karena hal ini mempengaruhi tingkat kematian ayam dalam kandang, ketika udara dalam kandang terlalu buruk karena kadar gas amonia yang tinggi menyebabkan ayam mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, peternak menggunakan exhaust fan untuk membuang udara yang buruk dan mengurangi suhu panas dalam kandang ayam sehingga ayam dapat bertahan hidup dengan baik. Exhaust fan harus selalu diperhatikan oleh peternak, karena jika tidak terkontrol atau keadaan exhaust fan mati saat kondisi udara dalam kandang buruk dapat menyebabkan kematian ayam.

Memperhatikan hal tersebut, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Semarang (Polines) berinovasi membuat perangkat yang dapat membantu peternak ayam mendeteksi gas berbahaya. Tim Polines yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dibawah koordinasi Ilham Sayekti, S.T., M.Kom melakukan pendampingan kepada Sunardi (peternak ayam) di  Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, belum lama ini.

Koordinator tim Polines, Ilham Sayekti, S.T., M.Kom mengatakan, sistem monitoring dan pengendalian kondisi kandang ayam berbasis Internet of Things (IoT) merupakan sistem yang digunakan untuk monitoring serta mengontrol suhu udara dan kadar gas amonia dalam kandang ayam. “Pada sistem monitoring,” ungkap Ilham, pembacaan suhu udara dan kadar gas amonia dalam kandang ditampilkan pada LCD yang terpasang pada kotak pengendali. Sedangkan untuk mengontol suhu udara digunakan lampu pemanas dan kadar gas amonia digunakan exhaust fan untuk menjaga sirkulasi udara dalam kandang.

Alat ini juga dilengkapi dengan sirene yang berfungsi untuk memberi peringatan kepada peternak ketika terjadi listrik padam. Hal ini bertujuan peternak dapat segera menyalakan genset agar sistem ini tetap bekerja sehingga kualitas udara dalam kandang ayam tetap terjaga dengan baik.

Pada aplikasi dalam kandang, alat ini dipasang pada satu area brooding peternakan, dari pemasangan alat tersebut yang awalnya ketika menggunakan Gasolec pada empat area brooding yang menghabiskan 130 tabung gas 3 kg dengan bantuan alat ini kebutuhan akan gas pun dapat ditekan dengan hanya menghabiskan 98 tabung gas 3 kg pada satu kali masa panen. Sehingga dengan pemasangan alat ini dapat menghemat tabung gas sebanyak 32 tabung gas yang apabila dibandingkan dengan listrik yang diperlukan saat sistem beroperasi peternak memperoleh keuntungan sebesar Rp. 391.000.

Menurut peternak, kematian ayam menurun daripada periode sebelum dipasang alat ini dan tingkat perkembangan ayam (bobot dan rasio pakan) dirasa lebih baik dari sebelumnya. Peternak juga merasa dimudahkan dalam mengetahui kualitas udara dengan parameter suhu dan kadar amonia dalam kandang yang telah terukur, sehingga dengan alat ini peternak tidak lagi mengira-ngira kualitas udara dalam kandang.

Gulir ke Atas