Tim Pengabdian Masyarakat Polines Lakukan Pendampingan UMKM Pengrajin Gitar di Baki

Kecamatan Baki adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah yang penduduknya banyak bekerja dengan profesi sebagai pengrajin gitar. Antara lain Desa Mancasan, Baki, telah lama dikenal sebagai daerah home industri gitar. Sejak tahun 1975, para penduduk desa tersebut telah mulai merintis usaha pembuatan gitar. Kian lama, kian banyak perajin yang ikut membuat gitar dan lambat laun daerah ini pun kondang sebagai sentra pembuatan gitar.

Pesatnya industri gitar di Desa Mancasan berdampak pada desa sekitar, salah satu diantaranya adalah Desa Ngrombo. Sentra gitar Baki dikenal berkualitas baik, dan selalu mendapat pesanan dari berbagai toko alat musik di sejumlah kota seperti Surakarta, Jogjakarta, Surabaya, Bandung dan Jakarta. Bahkan gitar produksi Desa Mancasan dan Desa Ngrombo mampu menembus pasaran mancanegara, seperti Denmark, Jerman, dan Malaysia.

Melihat potensi tersebut, tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri Semarang (Polines) merasa terpanggil untuk turut meningkatkan daya saing UMKM pengrajin gitar ini. Yakni melakukan binaan UMKM pada pengrajin gitar Al Bintang dan Bapak Sukirno. Tim pengabdian masyarakat Polines terdiri dari Teguh Budi Santoso, SE, MM , Dra. Sugiarti, M.Si., dan Rani Raharjanti, SE, M.Si. memberikan pelatihan manajemen, pemasaran dan pembukuan.  ” Disamping itu juga memberikan bantuan peralatan untuk meningkatkan omzet produksi,”ujar Teguh Budi Santosa, di workshop Bapak Sukirno, baru-baru ini.           

Sebelum melakukan pendampingan, Tim pengabdian masyarakat Polines melalukan survey tentang hambatan dan tantangan UMKM ini. Kedua usaha tersebut menghadapi masalah yang sama dalam mengelola usaha secara umum serta pengelolaan pembukuan. Peralatan yang digunakan untuk proses produksi terbatas, pada usaha kerajinan gitar Al Bintang perlu penambahan peralatan berupa gergaji dan alat amplas untuk menghaluskan komponen gitar, sedangkan pada usaha kerajinan gitar Bapak Sukirno perlu penambahan peralatan berupa gergaji dan alat router untuk membuat profil.

Menurut Teguh, prospek usaha kedua mitra memiliki potensi untuk dikembangkan, namun sumber daya yang dimiliki terbatas. ”Kondisi ini perlu mendapat perhatian agar mampu meningkatkan produksinya untuk memasuki peluang usaha dengan baik,”ungkapnya.

Berdasarkan kesepakatan dengan mitra, permasalahan yang dihadapi akan dibantu dengan memberikan pelatihan manajemen pengelolaan usaha yaitu manajemen secara umum yang diterapkan dalam mengelola usaha dan manajemen pemasaran serta pembukuan, demikian pula dibantu peralatan. Bantuan tersebut berupa gergaji, alat amplas, alat router dan mesin jahit untuk membuat tas gitar. Dengan tambahan pengetahuan dan bantuan peralatan tercapai peningkatan produktifitas.

Dengan dilaksanakannya program ini maka kedua mitra dapat menjalankan usahanya dengan lebih baik. “Dan dapat meningkatkan omzet produksi sehingga mampu memenuhi permintaan dari pelanggan yang meningkat, serta dapat meningkatkan kualitas produk,”pungkasnya.

Gulir ke Atas