Rido Nurul Adityawan (30 tahun), alumni tahun 2011 Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang berhasil menjadi salah satu wirausahawan muda tersukses di Indonesia. Dengan brand “Ayam Gepuk Pak Gembus” yang didirikannya, saat ini Rido telah memiliki 640 gerai bukan hanya di Indonesia namun juga di Malaysia dan Singapura, bahkan akan terus melebarkan sayap bisnisnya di negara lain.
Demikian dikatakan Rido saat tampil di acara Kick Andy yang ditayangkan stasiun televisi Metro TV Jumat malam (16/2). Memulai bisnis ayam gepuk sejak tahun 2013, kini dalam sehari Rido memerlukan tidak kurang dari 13 ribu ekor ayam untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya. Melalui model waralaba yang diterapkan sejak 2015, dalam waktu dekat gerai Ayam Gepuk Pak Gembus juga akan dibuka di Taiwan, Hongkong, Filipina dan New Zealand.
Kesuksesan tersebut tidak diperoleh secara instan melainkan melalui kerja keras, ketekunan, dan inovasi. Jiwa wirausaha telah dipupuknya bahkan sejak masa kuliah. Dengan program budidaya ikan lele di Magelang, Rido berhasil menjadi juara 1 pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (waktu itu). Sayang, peristiwa meletusnya gunung Merapi memusnahkan usaha ternak lele yang saat itu dirintisnya.
Selepas lulus kuliah, Rido sempat berkelana di Kalimantan sebelum memutuskan mengembara di Jakarta dan bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Karena merasa jiwanya lebih cocok untuk berwirausaha, akhirnya Rido berhenti menjadi karyawan dan membuka bisnis Ayam Gepuk Pak Gembus.
Selain Rido, Kick Andy juga menampilkan Taufik Hidayat (alumni Politeknik Negeri Bandung yang menjadi pengusaha jamur), Agur Yake Mulia (alumni Politeknik Sanata Dharma pendiri Sekolah Robot Rotobot), Tiyo Aviyanto (alumni Politeknik Elektronika Negeri Surabaya pendiri perusahaan Solusi Data Cubeacon), dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Mohamad Nasir Ph.D. Hadir juga perwakilan Asian Development Bank (ADB) dan Pemerintah Kanada.
Menteri Nasir mengharapkan lulusan Politeknik mampu menjadi entrepreneur yang sukses, serta menjadi tenaga kerja yang profesional. Untuk mewujudkan hal tersebut Kementerian Ristekdikti telah melakukan kerjasama dengan ADB dan Pemerintah Kanada dalam pengembangan pendidikan Politeknik, antara lain agar dosen Politeknik memiliki sertifikasi internasional pada bidang yang ditekuni. Dengan adanya dosen yang bersertifikasi, diharapkan lulusan Politeknik juga dapat tersertifikasi sehingga saat masuk dunia kerja langsung diakui keterampilannya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri secara simbolis juga memberikan beasiswa bagi 6.000 lulusan SMK untuk melanjutkan pendidikan di Politeknik. Menteri Nasir juga memberikan kesempatan kepada keempat alumni Politeknik yang telah berhasil membuat startup company untuk berkunjung ke Applied Sciences di Kanada. (man)