Satu lagi dosen Politeknik Negeri Semarang (Polines) berhasil meraih gelar doktor, ia adalah Dr. Ampala Khoryanton, S.T., M.T. yang lulus ujian terbuka Promosi Doktor Ilmu Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Ujian terbuka doktor berlangsung di Ruang Sidang Utama Lantai II, Gedung Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang, belum lama ini.
Dihadiri antara lain Ir. Endro Wasito, M.Kom. (Wakil Direktur Bidang Akademik Polines), Saniman Widodo, S.E., M.M. (Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan Polines), Adhy Purnomo, S.T., M.T. (Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Polines), Hartono, S.T., M.T. (Ketua Jurusan Teknik Mesin Polines), jajaran dosen jurusan teknik mesin Polines serta undangan terkait lainnya.
Bertindak selaku promotor adalah Prof.Dr.Ir. Pratikto, MMT. dengan Co promotor Prof.Ir. Sudjito Soeparman, Ph.D. dan Ir. Purnomo Budi Santoso, M.SC., Ph.D.
Ampala Khoryanton, dosen Jurusan Teknik Mesin, Polines, melalui disertasinya berjudul ” Strategi Pencapaian Standar Mutu Produk bagi Industri Kecil dan Menengah Komponen Kapal” menyampaikan perkembangan industri kapal di Indonesia sangat lambat jika dibandingkan dengan negara lain seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam. “Rendahnya tingkat komponen kapal dalam negeri menyebabkan industri kapal nasional tidak berdaya saing,” ungkapnya. Sebanyak 70 – 80 % komponen kapal harus impor dari luar negeri.
Klaster Industri Kecil dan Menengah (IKM) komponen kapal di Kabupaten Tegal mempunyai potensi untuk mendukung industri perkapalan nasional. Kemampuan memproduksi komponen kapal yang terstandarisasi mutunya adalah syarat mutlak yang harus terpenuhi oleh produsen komponen kapal agar dapat memasok produknya ke industri kapal nasional.
Beberapa permasalahan IKM komponen kapal di Kabupaten Tegal yang menjadi dasar kajian dalam penelitian ini yang pertama Rantai Nilai (Value Chain), rendahnya kerjasama kolektif antar pelaku usaha dalam klaster IKM Komponen Kapal. Yang kedua, kontribusi teknologi (Technoware, Humanware, Infoware, dan orgaware) masih rendah. Dan yang ketiga, belum ada kelembagaan pendukung/model bisnis yang berfungsi secara khusus untuk melakukan pembinaan, pendampingan, supply development, membantu proses sertifikasi, dan pemasaran produk bersertifikasi.
Rumusan permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pencapaian standar mutu produk bagi industri kecil dan menengah komponen kapal berbasis pada pengembangan rantai nilai, peningkatan kontribusi teknologi dan pengembangan model bisnisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pencapaian standar mutu produk pada IKM komponen kapal melalui pengembangan rantai nilainya, penguatan kontribusi teknologi, dan pengembangan model bisnisnya.
Penelitian ini, munurut Ampala, menggunakan tiga metode secara simultan, yaitu metode rantai nilai (value chain), metode teknometrik dan metode model bisnis kanvas. “Metode value chain digunakan untuk mengidentifikasi customer value yang dapat ditingkatkan atau penurunan biaya produksi,” jelasnya. Metode teknometrik untuk menilai dan menganalisis variabel-variabel teknologi yang berhubungan dengan proses produksi dalam rangka mendukung pencapaian standar mutu produk. Dan model bisnis kanvas berfungsi menghasilkan model kelembagaan yang berorientasi pada produk berstandar mutu sebagai pengelolaan bisnis pada IKM komponen kapal meliputi aktivitas pembinaan atau supply development, pemasaran dan penjualan produk.
Penelitian ini menghasilkan strategi pencapaian standard mutu produk bagi IKM komponen kapal melalui pengembangan: teknologi tepat guna, akses pasar, manajemen usaha, kebijakan pemerintah, jejaring permodalan, pasokan bahan baku, infrastruktur, prioritas pengembangan teknologi.
Disertasi tersebut telah dipertahankan di hadapan tim penguji yang terdiri atas Dr. Eng. Eko Siswanto, ST., M.T., Dr. Slamet Wahyudi, ST., M.T. dan Prof. Dr. Ir Onny Suryono Sutresman, M.T selaku penguji eksternal dari Unhas.
Ampala Khoryanton yang menempuh studi S1 Institut Teknologi Sepuluh November (ITS Surabaya) dan S2 Institut Teknologi Bandung (ITB) di dinyatakan lulus dengan IPK 3,59 dengan predikat sangat memuaskan.