Dwiana Hendrawati, Berhasil Meraih Gelar Doktor

Politeknik Negeri Semarang (Polines) kembali menambah dosen bergelar doktor. Dwiana Hendrawati, dosen jurusan Teknik Mesin Polines berhasil meraih gelar doktor pada Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Dwiana Hendrawati, mengangkat penelitian disertasinya dengan judul Rekonfigurasi Nilai Koefisien Daya Turbin Angin Berbasis Algoritma Kunang-Kunang untuk Peningkatan Daya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Beliau dinyatakan lulus sebagai doktor ke-128 dari Teknik Elektro ITS dengan predikat sangat memuaskan dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar di kampus ITS Surabaya, Jumat (23/8).

Selaku promotor dalam promosi doktor ini, Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D yang juga merupakan Rektor ITS, sedangkan co promotor, Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, M.T. Untuk pengujinya, Prof. Dr. Ir. Bambang Sujanarko, M.M, Dr. Ir. Soedibyo, M.MT, dan Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng, Ph.D.

Turut hadir dalam Sidang Terbuka Doktor ini adalah Dr Totok Prasetyo BEng MT, Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Juga dihadiri pula oleh, Ir. Supriyadi, MT, Direktur Polines. Selain itu para Wakil Direktur Polines, serta jajaran pimpinan jurusan serta dosen teknik mesin Polines.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwiana Hendrawati ini bertujuan mengetahui desain optimasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang menghasillan energi listrik optimal dengan menggunakan algoritma kunang-kunang. Potensi energi angin di Indonesia sebesar 9.290 MW dan baru sekitar 1,1 MW yang dimanfaatkan. Pemanfaatan energi angin menjadi energi listrik yang masih terbatas, mendorong penelitian pemanfaatan energi angin dalam skala besar dalam wind farm atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Kendala ekstraksi daya maksimal pada PLTB adalah adanya efek wake yang menyebabkan turbin-turbin pada bagian hilir mengalami susut kecepatan dibandingkan turbin-turbin hulu. Susut kecepatan mengakibatkan penurunan daya PLTB secara keseluruhan.  Oleh karena itu, penelitian ini mendesain algoritma optimasi untuk peningkatan daya PLTB. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengembangkan algoritma kunang-kunang (firefly algorithm) untuk mengoptimalkan pengoperasian turbin (WFCO/Wind Farm Control Optimization), yang diawali dengan optimasi penempatan turbin (WFLO/Wind Farm Layout Optimization). Secara serial, desain optimasi memberikan dua kontribusi utama yaitu model penempatan turbin dan desain algoritma penentuan sudut pitch sudu yang  merepresentasikan koefisien daya. Penerapan metode optimasi berhasil meningkatkan daya hingga 20,33%; untuk potensi angin antara 4 hingga 10 m/s.

Dwiana mengatakan, saat ini energi terbarukan perlu dimanfaatkan lebih baik lagi. Adanya peningkatan kebutuhan energi di Indonesia, energi angin bisa menjadi pilihan yang baik. Konversi angin menjadi energi listrik akan lebih optimal bila dilakukan dengan skala besar melalui PLTB ini. Hal inilah yang menjadi kendala untuk membangun sumber energi tersebut. “Energi angin kurang dilirik karena membutuhkan dana investasi dan luas lahan yang cukup besar,” ungkapnya.

Hasil penelitian yang dilakukannya ini berhasil menemukan bahwa desain PLTB dengan posisi staggered atau zigzag lebih cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini disebabkan kecepatan angin di Indonesia hanya berkisar antara tiga hingga lima meter per detik. Sedangkan tata letak aligned lebih menguntungkan jika diterapkan pada area yang memanjang searah kecepatan angin yang lebih besar.

Gulir ke Atas