Aksi Sosial Bertajuk Racana Pandawa On The Road (ROTR)

Satyaku ku dharmakan, dharmaku ku bhaktikan. Itulah salam yang di ucapkan kakak-kakak Racana Pandawa Politeknik Negeri Semarang kepada adik-adik di panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah yang berlokasi di Jl. Tlogomulyo No.40, Pedurungan Tengah, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah dalam kegiatan Racana Pandawa On The Road (ROTR).

Pada hari Minggu, (31/3), Kakak – kakak Racana Pandawa berkunjung dan bermain bersama adik-adik Panti Asuhan cacat ganda Al-Rifdah.

Kegiatan dimulai dengan upacara pembukaan yang dilaksanakan di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) yang dilanjutkan dengan perjalanan menuju panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah. Panti ini menampung anak anak berkebutuhan khusus , secara psikis dan mental. Ketika sampai disana kami disambut dengan sambutan hangat dari adik-adik yang berlarian ke arah kami, tentunya dengan cara mereka sendiri. Di sana adik – adik panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah beserta pengurus panti melaksanakan kegiatan bersama kakak – kakak Racana Pandawa, raut wajah bahagia terpancar jelas ketika kakak – kakak dewan mengajari dan mengajak seluruh audiensi untuk tepuk pramuka, tepuk semnagat dan mewarnai bersama menggunakan media pelepah pisang dan pewarna makanan. Kegiatan edukasi ini memang tidak dapat diikuti oleh seluruh adik – adik panti asuhan cacat ganda di karenkan keterbatasan dari adik – adik panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah.

Untuk adik-adik yang tidak dapat beraktivitas diluar, kakak-kakak Racana Pandawa mengunjungi satu persatu ke ruangan masing- masing, kami berinteraksi langsung dengan adik-adik panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah walaupun tidak semua dapat berbicara. Di panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah dihuni oleh 35 orang dengan rentang usia 1,2 tahun sampai 48 tahun dan 12 orang pengasuh. Dalam kunjungan ini memang dari pihak panti asuhan cacat ganda Al-Rifdah tidak memperkenankan untuk mengunjungi semua penghuni panti, karena ditakutkan beberapa orang berpotensi dapat melukai orang lain, sehingga mereka dikarantina di ruangan yang terpisah dikarenakan mempunyai cacat tremor ataupun hiperaktif, jelas ibu nene selaku pengurus panti. Penghuni panti ini adalah di panti adalah mereka yang memiliki keterbelakangan diri sedari lahir dan semuanya mempunyai cacat ganda (mempunyai kecacatan lebih dari satu). Semua penghuni panti ini tidak memiliki orang tua, karena keberadaan mereka tidak dikehendaki oleh keluarga mereka dan beberapa dari penghuni panti ini juga kiriman dari dinas sosial maupun satpol PP dari berbagai daerah, Solo, Banyumas, maupun Semarang.

Gulir ke Atas