Polines Lakukan Program Pengembangan Produk Ekspor Pengrajin Bambu di Desa Jambu Kulon, Ceper, Klaten

Tim pengabdian masyarakat Polines yang terdiri dari Dra. Sugiarti, MSi., Ulfah Hidayati, SE, Msi, Akt. dan Drs. Suryanto, MPd. beberapa waktu lalu melakukan kegiatan Program Pengembangan Produk Ekspor pada UMKM binaan. Dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dari UMKM yang memproduksi  kerajinan bambu  untuk dipasarkan ke luar negeri (ekspor).

Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten secara geografis terletak antara Kota Surakarta dan Yogyakarta menjadi sasaran pendampingan dari Polines. Disepanjang jalan raya tersebut terdapat toko hasil kerajinan bambu, mulai dari hiasan rumah sampai dengan keperluan rumah tangga seperti meubelair, bahkan produk-produk tersebut juga di eksport ke luar negeri.

Terpilih obyek mitra dari kegiatan ini adalah Usaha Kerajinan Bambu ABIA ART dan Usaha Kerajinan Bambu GLOBAL ART.  Kedua usaha berlokasi di Kabupaten Klaten dengan jarak kurang lebih setengah  kilometer.  

Ketua tim pengabdian masyarakat Polines, Dra. Sugiarti, MSi  mengatakan, sebelum melakukan pendampingan UMKM, telah melakukan survey berkaitan dengan masalah ataupun kendala yang dihadapi. “Khususnya kesiapan UMKM dalam produksi kerajinan bambu kualitas ekspor”,ungkapnya. 

Kedua mitra menghadapi masalah yang sama yaitu pada aspek manajemen pengelolaan usaha belum dilakukan dengan baik, pembukuan sebatas catatan saja. Pada aspek produksi peralatan yang dimiliki terbatas sehingga pekerjaan yang seharusnya dilakukan dengan menggunakan mesin, masih dikerjakan secara manual. Masih terdapat permasalahan-permasalahan teknis yang lain menyangkut proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan finishing dan export”, jelas Sugiarti.

Berdasarkan kesepakatan dengan mitra, permasalahan yang dihadapi akan dicarikan solusi yaitu pada tahun pertama akan dibenahi permasalahan-permasalahan teknis, pada tahun kedua akan dibenahi manajemen dan finishing proses untuk penguatan ekspor, sedangkan pada tahun ketiga penguatan pasar atau pemasaran. Selama tiga tahun tersebut akan dilakukan penerapan teknologi produksi sesuai dengan kebutuhan.

Kegiatan tahun pertama yang saat ini dilakukan, berupa pemberian bantuan peralatan mesin potong bambu, mesin irat bambu, seperangkat komputer untuk membuat desain gazebo bambu telah diserahterimakan. Desain penyimpanan dan pengeringan bahan baku sudah dibuat dan kegiatan pelatihan juga sudah diberikan. “Kegiatan yang telah dilakukan ini sangat membantu dalam proses produksi sehingga kuantitas dan kualitas produk meningkat”,ungkap salah seorang pengrajin bambu.

Gulir ke Atas