SISTEM AQUABERRY, Pengontrol Sistem Akuaponik Berbasis Web

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian bertani, hal ini juga didukung dengan kondisi geografis dan topografis Indonesia yang sangat cocok untuk pertanian dan perikanan. 

Akan tetapi saat ini Lahan pertanian produktif telah banyak beralih fungsi untuk pemukiman, termasuk di dalamnya lahan untuk pemeliharaan ikan dan persawahan/perkebunan. Hal ini disebabkan karena perkembangan penduduk semakin meningkat yang menyebabkan kebutuhan lahan untuk pemukiman akan meningkat pula.  Sedangkan kebutuhan hasil-hasil pertanian semakin meningkat dengan adanya peningkatan penduduk, sehingga dibutuhkan suatu teknologi yang memiliki efisiensi yang tinggi pada lahan sempit.

Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekskresi hewan diberikan kepada  tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur. Pada sistem akuaponik tradisional membutuhkan listrik dan perawatan yang lebih optimal. Jenis metode ini kurang cocok digunakan pada daerah yang sering mengalami pemadaman listrik. Semakin sering atau lama daya listrik yang dipakai biaya yang dikeluarkan juga akan semakin besar.

Teknologi akuaponik diharapkan dapat mereduksi kekurangan kebutuhan hasil pertanian, tetapi disisi lain terjadi kontradiksi dengan permasalahan krisis energi, penggunaan kebutuhan energi listrik untuk mengaktifkan pompa air yang berfungsi sebagai penyedot air dari bak pemeliharaan ikan ke dalam bak yang berisi tanaman. Oleh karena itu, dibutuhkan pemanfaatan energi terbarukan yang tak terbatas salah satunya yaitu energi matahari. Potensi energi surya di Indonesia merupakan energi terbarukan terbesar dengan potensi energi surya yaitu sebesar 532,6 GW (Sumber: IRENA REmap 2017), tetapi dalam pemanfaatan energi terbarukan ini masih sangatlah minim dimana pada tahun 2015 penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan) hanya menyumbang 5% dari konsumsi energi total yaitu 8.5GW dan masih didominasi dengan PLTA dan PLT biomassa. Pemanfaatan energi matahari dengan photovoltaik (PV) akan mengatasi permasalahan sumber energi yang dibutuhkan, dan juga memanfaatkan kondisi geografis Indonesia yang kaya akan energi baru terbarukan salah satunya energi surya.

Oleh karena itu, diperlukan suatu gagasan baru untuk mengatasi permasalahan di atas. AquaBerry, merupakan jawaban dari permasalahan tersebut.  Karena AquaBerry merupakan penggabungan antara sistem Akuaponik dengan teknologi mutakhir yang berupa Pemanfaatan Panel Surya sebagai sumber daya pengisian untuk Aki yang diintegrasikan dengan Raspberry Pi sebagai pengontrol sistem. Penggunaan Panel Surya untuk sistem akuaponik di Indonesia masih belum ada. AquaBerry mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan sistem akuaponik konvensional seperti, pemanfaatan tenaga surya sebagai sumber daya pengisian pada aki, monitoring keadaan sistem akuaponik secara real time, dan juga pengontrolan pakan ikan otomatis.  Kedepannya, AquaBerry ini mampu menjadi solusi untuk penggunaan sistem akuaponik yang terkendala dengan masalah energi dan juga dapat memberikan kemudahan untuk para petani akuaponik dalam mengkontrol dan memantau kondisi terkini maupun hasil dari akuaponik sendiri. Serta AquaBerry menjadi pelopor teknologi modern tepat guna untuk meningkatkan produkivitas para petani akuaponik di Indonesia.

 

Gulir ke Atas