Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (BEM KBM Polines) malam ini Kamis (19/4) menyelenggarakan Pengajian Akbar dan Polines Bersholawat bertempat di lapangan Direktorat Polines, Tembalang. Mengusung tema Pemuda Islami Mencintai NKRI, acara ini dihadiri oleh para habaib, kyai dan tokoh masyarakat, Muspika Tembalang, Pimpinan, dosen dan tenaga kependidikan Polines, para mahasiswa serta warga sekitar kampus Polines.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an, yang dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia Firman Maulana. ”Alhamdulillah kegiatan Pengajian Akbar dan Polines Bersholawat ini dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai harapan. Banyak jama’ah yang hadir memenuhi lapangan Direktorat Polines meskipun tadi sore hujan sedikit mengguyur,” kata Firman. Kegiatan ini merupakan event pembacaan sholawat akbar yang pertama kali diselenggarakan di Polines. “Melihat banyaknya antusiasme para jama’ah akan kerinduan terhadap Baginda Nabi Muhammad Saw melalui lantunan sholawat yang indah, kami berharap semoga kegiatan Pengajian Akbar dan Polines Bersholawat ini dapat terus dilaksanakan dari generasi ke generasi dengan menjunjung sinergitas sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang,” tambah Firman yang juga menjabat sebagai Menteri Keagamaan BEM KBM Polines.
Dalam sambutannya mewakili Direktur Polines yang sedang melaksanakan tugas dinas di luar kota, Wakil Direktur Bidang Akademik Ir Endro Wasito MKom menyambut baik acara yang diselenggarakan oleh BEM KBM Polines ini. “Semoga acara ini membawa manfaat, bukan hanya bagi mahasiswa dan sivitas akademika Polines, namun juga bagi masyarakat luas di sekitar Polines,” kata Endro Wasito. Tampak hadir pula Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Adhy Purnomo ST MT, Wakil Direktur Bidang Perencanaan dan Kerjasama Drs Budi Prasetya MSi, Kepala Penjaminan Mutu Pendidikan Ir Moch Muqorrobin MEng, Staf Ahli Direktur Moh Haris SE MSi, Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Syahid ST MEng, Kepala UPT TIK, serta beberapa dosen dan tenaga kependidikan Polines.
Pembacaan sholawat menggunakan kitab maulid Simthudduror karya Habib Ali bin Muhammad Al Habsy (Yaman), yang dibawakan oleh Majelis Ta’lim Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Al-Muqorrobin dari Kendal. Habaib yang hadir antara lain Habib Fauzi Al Munawwar, Habib Hilmi Alaydrus, Habib Firdaus, dengan pengajian diisi oleh Habib Umar Al Muthohhar dan Habib Muhammad. Di sela-sela acara juga diselenggarakan santunan terhadap anak-anak yatim piatu yang berada di sekitar wilayah Tembalang.
Habib Umar dalam pengajian sesi pertama mengamati bahwa di kalangan mahasiswa dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan semangat dalam mempelajari ilmu agama. Namun, kata Habib Umar, “Belajar ilmu agama hendaknya melalui guru, agar tidak mengalami salah arah”. Mengingat pentingnya peran seorang guru, terutama dalam mempelajari ilmu agama, maka hendaknya berhati-hati dalam memilih guru. “Guru yang dipilih hendaknya yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung kepada Rasulullah Muhammad Saw, bukan yang sekedar memiliki sorban atau jenggot lebih panjang semata,” Habib Umar menegaskan.
Pentingnya peran guru merupakan salah satu hikmah Isra’ Mi’raj. Dalam peristiwa yang pada akhirnya turun kewajiban menjalankan sholat lima waktu tersebut, Allah Swt mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Nabi Muhammad Saw. Pada peristiwa Isra’, Allah memperlihatkan kejadian-kejadian yang ajaib kepada Nabi Muhammad. Saat melihat hal tersebut, Malaikat Jibril menjelaskan kepada Nabi makna yang ada di balik setiap kejadian. Maka dalam hal ini, Malaikat Jibril bertindak sebagai “guru”.
Hikmah lain dari Isra’ Mi’raj adalah tentang pentingnya berdoa. Dalam perjalanan Isra’, Rasulullah Muhammad Saw diganggu oleh jin ifrit. Rasulullah kemudian berdoa kepada Allah sehingga berhasil lolos dari gangguan tersebut. Hikmahnya, dalam kehidupan manusia memang selalu akan ada masalah, gangguan atau godaan, terutama dari jin dan syetan. Namun gangguan tersebut dapat dimusnahkan melalui berdoa kepada Allah Swt.
Salah satu doa yang dianjurkan saat menghadapi masalah adalah doa Nabi Musa yang memohon kepada Allah agar dikaruniai kelapangan dada saat menghadapi Fir’aun. Dengan dada yang lapang (ibarat air danau yang luas), maka masalah (ibarat segenggam garam) menjadi tidak terasa. Berbeda halnya jika dadanya sesak (ibarat air di gelas), maka masalah (ibarat segenggam garam) akan terasa berat (yaitu terasa asin dalam pengibaratan tersebut).
Pada pengajian sesi kedua Habib Muhammad mengingatkan agar para mahasiswa senantiasa menegakkan sholat berjamaah di masjid. Setelah itu, hendaknya selalu meningkatkan kualitas sholat menjadi lebih khusyu’. “Salah satu indikasi sederhana sholat yang khusyu’ adalah bila kita bisa menikmati sholat seperti halnya bila kita menikmati makan atau minum, atau menikmati kenikmatan lainnya. Bila bisa seperti itu, berarti sholat kita khusyu’,” demikian Habib Muhammad mengibaratkan.
Lebih lanjut, Habib Muhammad juga menguraikan tentang kenikmatan yang paling utama di surga yaitu kenikmatan dapat melihat Allah Swt, dan kenikmatan bertemu Rasullah Muhammad Saw yang selalu dirindukan oleh setiap kaum muslimin.
[man]